Gunungan Jenang Melimpah ? Inilah Tradisi Tebokan, Khas Desa Kaliputu Kudus

 

Tradisi tebokan merupakan tradisi yang dilakukan warga Desa Kaliputu sebagai wujud syukur atas rezeki dalam bentuk kirab jenang. Kirab ini juga dilakukan karena ingin melestarikan keberagaman dan toleransi yang diajarkan oleh Sunan Kudus dan Raden Sosrokartono. Jenang beraneka merek dan rasa diletakkan di atas tebokan, membentuk gunungan kecil, kemudian dipawaikan bersama warga di jalan desa. Tradisi tebokan juga mengingatkan sejarah jajanan khas Kudus tersebut, serta penghargaan Desa Wisata Kaliputu.

Bertepatan dengan tahun baru Islam, tradisi Tebokan merupakan bentuk syukur ratusan warga Desa Kaliputu, dengan mengenakan busana adat, mengarak beberapa gunungan dan ratusan tebok  jenang keliling kampung, yang dibentuk menjadi Miniatur Menara Kudus, Masjid, Miniatur Rumah Adat Kudus, diiringi oleh alat musik tradisional dan drumband. Pada saat akhir tradisi, akan ditutup dengan rebutan gunungan jenang.

Nama tebokan sendiri berasal dari “Pring Tebokan” atau yang berarti tempat jenang yang terbuat dari bambu yang digunakan untuk menjual jenang pada dahulu kala. Sosrokartono juga memiliki filosofi hidup tentang bambu adalah “susah padha susah, seneng padha seneng, eling padha eling, pring padha pring” yang berarti “susah sama susah, senang sama senang, ingat sama ingat, dan bambu sama bambu”. Makna dari filosofi diatas adalah kita semua sama, walaupun beragam ruku, ras, agama, tetapi tetap sama sama manusia.

Di Desa Kaliputu sendiri, banyak usaha jenang yang mengikuti Tradisi Tebokan ini. Dilansir dari Tribunnews.com, “Di Desa Kaliputu terdapat tak kurang dari 48 industri jenang skala besar dan kecil. Setiap industri jenang di desa itu menyerap 15-50 tenaga kerja. Setidaknya ada sekitar 960 warga yang bekerja di sektor industri jenang dari total penduduk Desa Kaliputu sebanyak 2.094 orang”. Merek usaha jenang yang ada di Desa Kaliputu diantaranya adalah Menara, Mubarok, Karomah, Asta Jaya, Abadi, Mahkota Abadi, Arofah, Kenia, Murni, dan masih banyak lainnya. Dengan banyaknya merek dan varian rasa yang dikeluarkan oleh pengusaha jenang di Kaliputu, menggambarkan inovasi dan kreasi masyarakat Desa Kaliputu untuk mengembangkan dan melestarikan Jenang Kudus.

Tradisi ini juga tak lepas dari legenda atau kisah yang telah disampaikan dalam artikel sebelumnya, yakni cucu Mbah Depok Soponyono yang tercebur pada saat bermain di sungai dikarenakan diganggu oleh makhluk halus berambut api bernama Banaspati. Cucu tersebut kemudian dapat sadar dikarenakan disuapkan bubur gamping atau yang sekarang dinamakan jenang.

Kirab Jenang ini berakhir di Pesarean Sedo Mukti, dimana menjadi tempat pesarean / pemakaman bupati Kudus tempo dulu. Selain itu, Pesarean Sedo Mukti juga menjadi tempat makam Raden Mas Panji Sosrokartono, yang tidak lain adalah kakak dari Raden Ajeng Kartini.

Sumber Referensi :

https://asrofest.wordpress.com/2017/05/28/kearifan-lokal-tradisi-tebokan-dalam-prespektif-islam-oleh-esti-asrofah/ (Sumber Foto 1)

https://www.tribunnews.com/regional/2014/11/08/inilah-cerita-awal-mula-jenang-kudus

https://travel.kompas.com/read/2014/11/08/182100327/Kisah.Keberagaman.Tebokan.Jenang.dan.Joko.Pring.?page=all.

https://isknews.com/kirab-jenang-tebokan-tradisi-warga-kaliputu-ungkap-rasa-syukur/

https://www.tauwisataindonesia.com/2020/08/asal-usul-jenang-kudus.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bikin Tercengang, Inilah Cerita Unik Asal Muasal Desa Kaliputu, Kudus

Perusahaan Jenang Karomah